Minggu, 21 September 2008

Mata Kuliah : Hortikuiltura 1
Prodi : Agroteknologi
Semester : V (loma)
Pertemuan : 2 (dua)
Hari/jam : Senin, 22 Sept'08 / 10.00-11.45




  1. PERANAN HORTIKULTURA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

It is not a home until it’s planted

Pada uraian sebelumnya, telah jelas bahwa hortikultura adalah pengusahaan jenis-jenis tanaman buahan, sayuran, dan tanaman hias. Demikian juga telah dikemukakan bahwa hortikultura merupakan suatu bentuk pengusahaan kebun, namun di dalam kenyataannya hortikultura telah banyak berkembang dan tidak hanya membatasi diri pada areal kebun. Banyak jenis pertanaman hortikultura telah diusahakan pada areal-areal berhektar luasnya, sehingga tidak saja terbatas pada areal kebun di sekitar rumah. Secara sadar ataupun tidak, di dalam kenyataan kehidupan manusia sehari-hari selamanya terlibat dengan hortikultura. Hal ini disebabkan karena produksi hortikultura yang beraneka secara langsung merupakan bahan konsumsi bagi kehidupan, baik dalam pemenuhan kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah.

Peranan hortikultura dalam kehidupan, secara umum dapat digambarkan antara lain sebagai berikut :

  1. ILMU PENGETAHUAN. Berbagai jenis tanaman hortikultura dapat berfungsi sebagai objek penelitian dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan. Demikian juga sebagai objek yang secara luas merupakan bahan pelajaran bagi para guru, penyuluh pertanian ataupun para profesional maupun amatir yang bergerak di bidang ini. Sebagai objek penelitian, berbagai jenis tanaman hotikultura buah, sayur, dan tanaman hias digunakan antara lain untuk percobaan lapangan menyakut pemuliaan tanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, masalah proteksi gulma, penerapan konsep pola tanaman dan berbagai hal lainnya. Asian Vegetables Research and Development Centre (AVRDC) di Taiwan, adalah suatu lembaga pusat penelitian berbagai jenis tanaman sayuran . sebagai contoh adanya varietas tomat AVRDC. Di Hawaai dengan Tropical Institute, juga merupakan lembaga dengan fungsi sama. Di Indonesia : Lembaga Penelitian Hortikultura di Cimanggu-Bogor, Malang, Pasar Minggu dan sebabainya.
  2. PENGUSAHAANNYA. Banyak negara-negara di dunia yang memanfaatkan jenis-jenis tanman hortikultura sebagai sumber devisa negaranya. Buahan, sayuran maupun tanaman hias, ketiganya berfungsi sama. Sebagai misal : (a) di California, beribu-ribu luas lahan dikelola untuk pengusahaan jeruk. Produksi jeruk kemudian dijual atau diekspor dalam bentuk buah segar ataupun melalui pengolahan yang telah terkenal dengan minuman bermerak dagang “Sunkist-Orange”, (b) di Indonesia pada waktu sebelum perang dunia ke II, juga mengadakan penguhasaan pisang secara besar-besaran yang kemudian diekspor ke luar negeri antara lain ke Malasia dan Australia. (c) di Belanda beratus-ratus areal hektar lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan “Green House” yang mana di dalamnya diusahakan berjenis-jenis tanaman hias yang kemudian dieksport ke luar nigeri dalam bentuk “Cut Flower”. Terdapat banyak pula perusahaan yang mengkhususkan diri didalam memproduksi benih tanaman sayuran (kacang-kacangan dan biji-bijian) dan tanaman hias (urbi : tulip) yang kemudian diekspot. (d) di Hawai nenas, pisang dan pepaya merupakan jenis-jenis buahan yang banyak memonopoli luasan areal perkebunan di negara bagian Amerika Serikat ini. Demikian halnya dengan di Taiwán (RRC). Di Indonesia sendiri tersebar berbagai sentra-sentra produksi sayuran, buahan, dan tanman hias (antara lain anggrek) yang diusahalkan secara intensif dengan menggunakan teknologi mutakhir. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran bahwa produksi hortikultura merupakan kebutuhan di dal;am kehidupan sahrí-hari secara menyeluruh. Demikian juga tidak sedikit jumlah pengusaha yang mengkhususkan diri di bidang produksi benih (Nursery) tanaman-tanaman hortikultura, baik sayuran, buahan, maupun tanaman hias.
  3. KEBUTUHAN JASMANIAH DAN ROHANIAH. Sebagaimana diketahui bahwa “makanan” pada prinsipnya mempunyai tiga fungsi utama, yaitu : (a) sebagai zat pembangkit tenaga, (b) sebagai zat pembangun, dan (c) sebagai zat pengatur tubuh manusia.

ZAT PEMBANGKIT TENAGA. Produksi Jenis-jenis tanaman secara lansung berfungsi sebagai pembangkit tenaga adalah yang mengandung karbohidrat. Yang tergolong jenis-jenis tanaman hortikultura yang memberikan karbohidrat, antara lain : kentang, pisang, jagung manis, kacang merah, kacang tanah, kacang tunggak, buah nona, sawo, salak, dan advokad.

ZAT PEMBANGUN. Produksi jenis tanaman yang memberikan jumlah protein sebagai zat pembangun bagi tubuh manusia, antara lain : kedele, kecipir, kacang tanah, kacang hijau, dan jagung Manis.

ZAT PENGATUR. Untuk mengatur kondisi tubuh manusia yang menderita sakit, cedera atau luka, agar berada kembali dalam keadaan sehat, diperlukan sejumlah vitamin dan mineral. Untuk itu perlu adanya suplai produksi yang mengandung zat-zat tersebut, antara lain : ubi jalar merah, wortel, jagung kuning, bayam, daun singkong, daun melinjo, daun katuk, advokad, belimbing, dan pisang.

  1. OBAT-OBATAN. Produksi kebun yang dapat memberikan sumbangan sebagai bahan baku obat-obatan secara langsung, secara sendiri-sendiri atau tercampur, dan kemudiaan dikelola dalam industri farmasi, banyak diusahakan. Sebagai misal terdapat banyak tanaman kebun berupa rempah-rempah yang kemudian dikelola dalam bentuk jamu tradisional atau dalam bentuk kapsul yang saat ini sudah populer seperti : Zingiber sp, Mayana, Daun tebal (Ambon), lidah buaya (rambut), gardenia, dan daun jarak.
  2. SENI. Produksi tanaman hias merupakan sumbangan dalam bidang seni. Unuk program pertanaman atau ”Landschaping” yang mendatangkan rasa keindahan, tentunya digunakan elemen tanaman, disamping elemen batu, pasir, dan lain-lain. Di dalam seni suara, seni lukis, tidak jarang digunakan jenis kembang sebagai objek untuk memberikan kesan halus dan indah. Sebagai contoh di Amerika sering digunakan Roses, Violet, Tulip, dan Berry. Di Jepang : Sakura, di Indonesia : Mawar dan Melati,. Di Prancis : Lelly, di Hawaii : Kembang sepatu dan Kamboja. Demikian halnya dengan seni merangkai bunga (Ikebana di Jepang). Buah, sayur, dan tanaman hias untuk ”janur” kesemuanya merupakan sumbangan bidang hortikultura bagi dunia seni. Salah satu fungsi hortikultura yang memberikan sumbangan yang cukup besar artinya bagi kehidupan manusia, seperti yang terlihat di Amerika yaitu program pengaturan taman dengan menggunakan sususnan tanaman hias dengan panduan warna khusus untuk menenangkan para penderita penyakit gangguan syaraf. Di rumah-rumah sakit, hal ini banyak dilakukan sehingga cara ini lazim dikenal dengan Horticulture Theraphy. Demikian halnya dengan seni pengaturan taman di kampus yang sangat berfungsi mendatangkan suasana indah, relax, dan gembira setelah jenuh dengan kuliah ataupun praktika yang melelahkan jasmaniah mauoun rohaniah. Penataan tempat-tempat rekreasi (recreation park) baik di dalam kota (Jakarta : Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ismail Marzuki, Taman Puring; Ambon : Taman Palm samping PDAM dan taman di Australia Cemetary Tantui; Bogor : Bogor Botanical Garden) maupun di luar kota (Cibubur : Taman Bunga Wiladatika; Cibodas : Kebub Raya Cibodas), merupakan contoh nyata sumbangan bidang hortikultura didalam kehidupan sehari-hari, khususnya berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rohaniah (nilai estetika).

C. BENTUK-BENTUK HORTIKULTURA DI INDONESIA

DAN DI AMERIKA SERTA EROPA

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa hortikultura merupakan suatu bentuk pertanian yang mengusahakan atau mengelola tanaman kebun (buahan, sayuran dan tanaman hias). Bentuk-bentuk hortikultura yang ditemukan di Indonesia dapat dikelompokan atas tiga bagian, yaitu : (1) bentuk pekarangan (Mixed Garden atau home gardening), (2) kebun khusus buahan, sayuran dan tanaman hias, (3) kebun khusus pembibitan

BENTUK PEKARANGAN

Prof. Ir. Terra (1948) memberikan definisi bahwa pekarangan adalah bidang tanah sekitar rumah yang kebanyakan berpagar keliling dan biasanya ditanami dengan berjenis-jenis tanaman musiman atau tanaman umur panjang untuk keperluan sesehari atau didagangkan.

Definisi atau batasan ini lebih dikembangkan oleh Prof. Ir. Harjono Danoesastro (GAMA) dan Prof .Dr. Ir. Otto Soemarwoto (Untad) sebagai berikut : pekarangan adalah bidang tanah sekitar rumah yang jelas batas-batasnya, ditanami dengan satu, atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan hak pemilik dan atau fungsional dengan rumah yang bersangkutan (I). disamping itu ada juga batasan yang dikemukakan oleh Soemarwoto yang menganggap pekarangan sebagai suatu ekosistem, bahwa pekarangan adalah sebidang tanah sekitar rumah yang ditanami bermacam-macam tumbuhan liar yang sebagiannya digunakan oleh penduduk sebagai sayur, obat, atau lain keperluan. Di dalam pekarangan juga dipelihara bermacam-macam hewan yang harus dianggap sebagai bagian integral dari system pekarangan (II).

Dari uraian di atas jelas bahwa berbagai jenis tanaman hortikultura banyak memberikan sumbangan keanekaan tanaman pekarangan.

Pekarangan merupakan suatu bentuk hortikultura atau bentuk pertanian yang di dalam kenyataannya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan rakyat pedesaan di banyak daerah di Indonesia. Perkembangan usaha pekarangan banyak ditemukan di daerah-daerah di pulau Jawa, Bali, dan daerah Minang, yang disebabkan karena keadaan sosialnya yang menganut sistem matriachat.

Fungsi pekarangan secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut :

  • Penghasil makanan tambahan berupa sayuran dan buahan terhadap makanan pokok padi dan jagung.
  • Merupakan sumber penghasilan atau uang yang dikarenakan produksi pekarangan yang beraneka, menjamin kontinyutas hasil yang sewaktu-waktu dapat dipasarkan.
  • Penghasil rempah, bumbu masak, obat-obatan, dan ramuan rumah serta tanaman hias.
  • Penghasil bahan bangunan, terutamam bambu dan sengon
  • Sebagai sumber kayu bakar yang mensuplai energi bagi petani pengusaha pekarangan.
  • Menghasilkan bahan baku kerajinan rumah (home industri), sehingga merupakan tambahan pendapatan petani.

Oleh karena adanya sistem pertanaman yang beraneka memungkinkan sistem pekarangan merupakan suatu sistem yang dapat mencegah erosi dan meningkatkan kesuburan tanah. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pekarangan merupakan : (a) warung hidup, (b) apoik hidup, dan (c) bank hidup.

KEBUN PEMBIBITAN

Bentuk kebun pembibitan banyak berkembang di daerah-daerah sekitar kota-kota besar. Hal ini dimungkinkan oleh kebutuhan masyarakat kota akan tanaman hias yang diperuntukan bagi taman-taman rumah, kantor, ibadah, rumah sakit, atau sebagai taman pot dalam rumah (indoor plants). Kebutuhan ini didorong oleh keinginan masyarkat akan suatu kondisi tenang, damai, menyegarkan, dan menyenangkan setelah berkecimpung dalam tugas-tugas rutin yang beraneka variasi di dalam kehidupan sehari-harinya.

Di luar negeri, terutama untuk usaha jenis tanaman sayuran, terdapat beberapa bentuk hortikultura, yaitu :

  1. Market produktion. Suatu bentuk usaha hortikultura di sekitar areal perumahan secara kecil-kecilan sampai sedang untuk mensuplai sayuran di pasaran, terkadang diusahakan secara selektif disesuaikan dengan permintaan pasar terdekat dan keadaan lingkungan.
  2. Truck farming. Banyak pengusaha pertanian yang bergerak di bidang hortikultura yang mengkhususkan diri untuk menyatukan penanaman jenis sayuran atau buahan dalam bentuk areal kebun yang luas. Produksi tanaman ini kemudian dipasarkan di daerah-daerah yang jauh, malah bermil-mil dari tempat pengusahaannya. Untuk itu produksi diangkut dengan truk ataupun dengan kereta api khusus. Dengan demikian di dalam usaha ini diperlukan cara pengolahan hasil yang baik, cara-cara pengepakan yang teratur serta membutuhkan sarana pengangkutan yang memadai.
  3. Vegetable for processing. Terdapat bentuk pengusahaan sayuran yang khusus ditujukan untuk menjaga kontinyutas suplai di pasaran. Bentuk ini mengusahakan jenis sayuran yang kemudian diawetkan dengan menggunakan cara-cara : pengalengan (Canning), pengasinan (Pickling), pengeringan (Drying), dan pendinginan (Freezing).
  4. Vegetable forcing. Di Amerika sebagaimana diketahui memiliki variasi musim, dimana pada musim dingin, pengusahaan di kebun adalah tidak mungkin. Untuk menjaga kelangsungan produksi, maka banyak pengusaha membangun green house untuk maksud tersebut. Di dalam green house ini, kemudian diadakan usaha-usaha untuk mengatur kondisi lingkungan yang sesuai untuk berbagai jenis sayuran yang diusahakan
  5. Seed production. Pengusahaan jenis sayuran yang dikhususkan untuk mensuplai benih. Dengan demikian diperlukan banyak pertimbangan secara teknis di dalam usaha ini. Pertimbangan dan perhitungan yang tepat mengenai : (a) kondisi lingkungan lokasi, (b) keadaan sosial ekonomi, (c) teknik penanaman, (d) pengolahan hasil, (e) penenganan dan prosesing hasil, serta (f) pemasaran.

Minggu, 14 September 2008

MK HORTIKULTURA 1



Mata Kuliah : Hortikultura 1


SKS : 2 SKS


Prg. Studi : Agroteknologi


Semester : 5 (lima)


Pertemuan : I (15 September 2008)


Hari/jam : Senin, 10.00 - 11.40 WIB





I. PENDAHULUAN


“General Health and Happiness of the Family are Major Objectives and Results of a good Horticultural Program for the Home.”


A. Batasan dan Ruang Lingkup

Hortikultura merupakan suatu perkataan didalam bahasa Indonesia yang sama artinya dengan Horticulture ( Inggris ) atau Gartenbau ( Jerman ). Perkataan ini pada dasarnya merupakan penggabungan dua buah kata dalam bahasa Latin, Hortus dan Colore. Hortus mengartikan kata kebun ( Garden ), dan Colore mengartikan kata pengusahaaan ( to cultivate ). Dengan demikian perkataan Holtikultura dapat diartikan dengan : Pengusahaan Tanaman Kebun atau “ Culture of Garden Crops and Plants “.
Di abad pertengahan, hortikultura atau pengusahaan tanaman kebun, dibedakan dengan agrikultura atau pengusahaan di ladang. Namun pada waktu sekarang agrikultura atau pertanian telah berkembang dan meliputi secara luas teknologi pengusahaan tumbuhan dan hewan.
Pengusahaan tanaman-tanaman hortikultura dibanyak tempat telah berkembang dan tetap dikembangkan sebagai cabang usaha komersial, baik secara pribadi, perusahaan swasta ataupun perusahaan-perusahaan Negara .
Bidang ilmu hortikultura mempunyai hubungan secara langsung dengan banyak ilmu-ilmu pertanian lainnya, termasuk ilmu-ilmu dasar, ilmu-ilmu terapan sampai kepada teknologi yang menyangkut pengolahan dan prosesing hasil ( Annex 1 ).
Di dalam kehidupan sehari-hari secara sadar maupun tidak, manusia terlibat dengan bidang hortikultura. Hal ini disebabkan ruang lingkupnya yang meliputi pengusahaan jenis-jenis tanaman sayuran, buahan, dan berbagai tanaman hias sampai kepada elemen-elemen lain yang bukan tergolong organisme hidup.
Sebagai suatu bidang ilmu, hortikultura di Indonesia digolongkan kedalam bidang agronomi. Sedangkan di negara-negara yang telah berkembang seperti di Amerika Serikat dan Eropa, hortikultura berdiri sendiri sebagai suatu cabang ilmu terlepas dari agronomi, walaupun disatu pihak keduanya membicarakan tentang pengelolaan tanaman-tanaman pertanain ( Annex 2 ).
Hortikultura merupakan suatu applied-science, sama halnya dengan agronomi ataupun kehutanan. Beberapa pokok pikiran yang dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara pengusahaan holtikutura dengan agronomi dan kehutanan, antara lain :
1. Intensitas produksi ( Intensiveness of production )
2. Tujuan Penanaman ( Purpose for which a crop is grown )
3. Adat/Kebiasaan ( Custom )
4. Sifat hasil ( Shelf-life )


INTENSITAS PRODUKSI. Didalam mengusahakan jenis-jenis tanaman hortikultura, investasi modal dan tenaga kerja serta jumlah jam kerja persatuan luas tertentu, biasanya lebih besar dibandingkan dengan pengusahaan jenis-jenis tanaman agronomi atau kehutanan. Sebagai contoh : Untuk mengusahakan tanaman Tomat dan Kubis, investasi modal, penggunaan tenaga kerja serta jam kerja yang dibutuhkan sejak pembukaan tanah/persiapan lahan, pembibitan, dan penanaman, pemeliharaan sampai kepada panen dan prosesing hasil secara keseluruhan jauh lebih intensif jika dibandingkan dengan apa yang diberikan dalam mengusahakan jenis-jenis tanaman agronomi ( Padi, Jagung, Cengkih, Kelapa, dan sebagainya ). Contoh ini tentunya dimaksudkan kepada suatu luas areal yang sama. (bandingkan Tomat/Kubis/Petsai/Apel/ Jeruk, dengan Padi, Kelapa, Jagung, Coklat, Pala, dan Cengkih per satuan luas yang sama ).

TUJUAN PENANAMAN. Berdasarkan maksud, tujuan, dan manfaat yang diberikan, beberapa jenis tanaman agronomi ini ataupun kehutanan dapat digolongkan kedalam pengusahaan tanaman hortikultura. Beberapa contoh untuk menggambarkan hal ini, antara lain: (a) Pengusahaan tanaman pinus yang ditujukan untuk pulpnya/industri kertas atau korek api, digolongkan kedalam usaha kehutanan. Apabila penanaman pohon-pohon pinus tersebut ditujukan untuk pengisian ruang disekitar gedung sekolah, gereja, mesjid, rumah ataupun jalan-jalan raya, maka hal ini digolongkan didalam hortikultura. (b) Penanaman jenis-jenis rumput tertentu yang ditujukan untuk makanan ternak, digolongkan kedalam usaha agronomi. Apabila jenis-jenis rumput yang sama diusahakan/ditanam sebagai halaman rumput disekitar gedung gereja, mesjid, rumah, sekolah, ataupun tempat-tempat rekreasi, maka hal ini digolongkan kedalam hortikultura. (c) Beberapa jenis tanaman lainnya seperti Cengkeh, Kelapa Hibrida , Damar, Akasia, Pinang, dan sebagainya, apabila bertujuan untuk menghias ruang disamping bangunan ataupun sebagai jalur hijau dan mengandung manfaat menambah keindahan ( Aesthetic ), kesemuanya ini digolongkan kedalam bidang Hortikultura ( baca ruang lingkup hortikultura ).

ADAT/KEBIASAAN. Pandangan terhadap beberapa jenis tanaman tertentu ( Nenas, Kopi, Jagung, dan Jagung manis ) terkadang agak simpang siur, apakah tergolong jenis-jenis tanaman hortikultura atau agronomi. Hal ini berlaku untuk beberapa Negara Eropa, Amerika, dan Indonesia sendiri. Namun demikia sebagai patokan dapat digunakan criteria bagaimana tingkat intensitas produksi jenis-jenis tanaman tersebut diusahakan. Sebagai missal : di Indonesia pengussahaan kopi digolongkan kedalam bidang agronomi, sedangkan di Hawaii dikarenakan pengusahaannya yang dilakukan secara intensif, tanaman kopi dan pengusahaannya digolongkan kedalam hortikultura. Demikia halnya dengan Nenas, di Hawaii sebagai tanaman hortikultura, sedangkan untuk Indonesia dibanyak tempat diusahakan secara sambilan di sisi pertanian palawija di daerah perladangan. Suatu contoh lain yaitu pengusahaan Jagung, baik di Negara-negara Eropa/Amerika/Indonesia dan ditempat-tempat lainnya, digolonh[gkan kedalam usaha agronomi, sedangkan Jagun manis yang pengusahaannya dilakukan secara intensif di kebun-kebun sekitar rumah ataupun di daerah-daerah yang luas, digolongkan kedlam hortikultura.

SIFAT HASIL. Produksi tanaman-tanaman hortikultura pada umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar, bersifat mudah busuk serta memakan tempat. Hal ini menyebabkan produksi hortikultura tidak bias dijadikan barang pasaran timbunan, seperti halnya Padi, Kelapa , Coklat, dan Cengkih. Karena sifatnya yang mudah busuk, produksi hortikultura didalam prosesing dan pemasarannya menghendaki investasi modal yang cukup besar. Hal ini juga merupakan suatu pokok pikiran yang dapat menggambarkan perbedaan bidang hortikultura dengan agronomi. Oleh karena sifat aslinya mudah busuk, maka agar produk hortikultura dapat secara kontinyu beredar di pasaran, tentunya diperlukan teknologi yang dapat menjamin awetnya produk. Beberapa cara pengawetan yang telah dikembangkan untuk maksud tersebut, antara lain: (1) Penyimpanan/storing, (2) Pengalengan/canning, (3) Pengasinan/pickling, (4) Pengeringan/drying, (5) Pendinginan segera/quick freezing ( dibahas pada bab IV ).
Dari apa yang telah dikemukakan, jelas bahwa HORTIKULTURA merupakan pengusahaan tanaman kebun yang dilakukan secara intensif dengan produksi yang dikonsumsi dalam keadaan segar serta tidak merupakan barang pasaran timbunan karena sifat aslinya yang mudah busuk, disamping produksinya yang memak tempat.
Di Indonesia beberapa tanaman kebun yang diusahakan disamping rumah atau PEKARANGAN memiliki fungsi unik sbagai bahan rempah dan obat-obatan atau bahan baku untuk industri farmasi. ( lihat hal . . – bentuk pekarangan ).
Dari keseluruhan uraian diatas ini, lebih terperinci HORTIKULTURA dapatlah didenifisikan sebagai : Suatu cabang Agrikultura/ Pertanian yang diusahakan secara intensif dan yang digunakan manusia, segera untuk dimakan atau sebagai obat-obatan (bahan baku) industri farmasi maupun untuk memenuhi kebutuhan rohaniah dalam bentuk rasa keindahan (ESTETIKA = AESTHETIC ). Untuk itu perlu diperjelas batas dari bidang usaha dari hortikultura atau RUANG LINGKUP HORTIKULTURA (Devisions of Horticulture ). Pengusahaan jenis tanaman hortikultura mencangkup banyak tanaman yang pada prinsipnya digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian (Devisions) yaitu :
1. Pengusahaan Tanaman Sayuran (VEGETABLES)
2. Pengusahaan Tanaman Buahan (FRUITS), dan
3. Pengusahaan Tanaman Hias dan Arsitektura Pertanaman
(ORNAMENTAL HORTICULTURE & LANDSCHAPE ARCHITECTURE)

PENGUSAHAAN TANAMAN SAYURAN. Cabang ilmu yang secara khusus mendalami maslah sayuran dikenal dengan sebutan OLERICULTURE, sehingga orang yang mengkhususkan diri dan berkecimpung kemudian menjadi ahli bidang ini, disebut OLERICULTURIST.
Pada umunya yang dimaksudkan dengan “sayur”, yaitu bagian hasil yang bisa dimakan dari tanaman kebun yang herbaseus/Herbaceous Garden Plants. Sebagai contoh: Jenis-jenis cerelia tidak bisa dikatakan sayuran, walaupun jenis-jenis tersebut herbaseus, tetapi tidak merupakan produksi kebun (bandingkan “Garden Plants atau Crops” dengan “ Field Crops “ ).
Produksi beberapa jenis tanaman kebun, juga menghasilkan kesimpangsiuran/ kekacauan didalam pengelompokan tanaman sayuran atau buahan. Beberapa diantaranya adalah : Papaya (Carica papaya), Tomat (Lycopersicum esculentum), Nangka (Arthocarpus integra, dan lain-lain sebagainya. Hal ini adalah lumrah, karena produksi “papaya” dalam bentuk bunga/daun/buah muda, digunakan sebagai sayuran. Dilain pihak buah papaya masak, dikonsumsi sebagai buahan. Buah “Nangka” yang muda, digunakan/dijual/dimakan sebagai sayuran, dilain pihak produksi buah Tomat dari beberapa varietas tertentu biasanya juga dikonsumsikan sebagai buah meja atau “Deserts”, selain sebagai sayuran (Annex 3).
Kelompok tanaman sayuran terdiri dari berbagai type dan jenis. Untuk mengadakn pengelompokan yang lebih terperinci atas group-group, dapat digunakan beberapa criteria, antara lain : Berdasarkan Umur (a), Berdasarkan Bagian Tanaman yang Dikonsumsikan (b), Berdasarkan Daerah Penanaman (c), dan Berdasarkan Toleransi Terhadap Lama Penyinaran (d).


UMUR. Berdasarkan umur atau panjangnya siklus hidup (the length of life cycle), tanaman sayuran data dikelompokkan lagi menjadi : (1) Tanaman Sayuran Semusim (annual crops : tomat, kubis,terong,dan cabe), (2) Tanaman Sayuran dua Musim (biennial crops), dan (3) Perenial crops atau menahun.

BAGIAN TANAMAN. Berdasarkan bagian tanaman yang dikonsumsikan, tanaman sayuran dibagi antara lain: (1) Root Crops (wortel, lobak), (2) Bulb Crops (bawang), (3) Tuber Clops (kentang), (4) Stems (Asparagus), (5) Flower (Kubis kembang = Cauliflower), (6) Leaves (sawi, petsai, terong, selada), (7) Grains (kacang-kacangan), (8) Fruits (Eggplants = terong, tomat dan cabe).

DAERAH PENANAMAN. Berdasarkan daerah penanaman tanaman sayuran dapat dikelompokkan atas: (1) Tanaman dataran rendah(Bayam, Kangkung, Cabe Besar, dan Terong), dan (2) Tanaman dataran tinggi (Salada, Kubis, Wortel, Bawang daun, dan Bawang putih). Namun ada beberapa jenis sayuran yang dapat/mampu diusahakan pada kedua daerah ini antara lain : Tomat, Terong, Cabe rawit, Bayam, dan Kubis jenis hibrida.

TOLERANSI TERHADAP PENYINARAN. Berdasarkan toleransi dan kecocokan terhadap lamanya waktu penyinaran ata photoperiodism, tanaman sayuran dapat dibagi atas : (1) tanaman hari – pendek (short day plants ), (2) tanaman hari-panjang (long day plants), (3) tanaman yang netral (neutral day plants) (dijelaskan pada bab III). (Annex 4-5).

PENGUSAHAAN TANAMAN BUAHAN. Cabang Ilmu yang mempelajari dan mendalami secara khusus tentang tanaman buahan dikenal dengan sebutan POMOLOGY, dan orang yang berkecimpung dan mengkhususkan diri dalm bidang ini, disebut POMOLOGIST.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan buah, yaitu hasil dari tanaman yang berupa daging dan bisa dimakan, dan yang dihasilkan oleh tanaman berkayu atau Woody plant serta yang berasal dari bunga.
Pertanaman buah-buahan dapat dikelompokkan lagi berdasarkan besar kecilnya buah (a), berkayu atau berbatang lunak (b), ataupun berdasarkan daerah penanamannya (c), maupun kesesuain terhadap iklim.
Mengenai secara besar-kecilnya buah yang dihasilkan oleh pohon buahan secara mudah dapat dimengerti. Pohon buahan yang menghasilkan buah dengan ukuran kecil antara lain : Anggur, jenis-jenis Berry, Klengkeng, Langsat, Duku, Rambutan. Yang menghasilkan ukuran buah sedang sampai besar, antara lain: Jeruk, Apel, Pear, Advokad, Lemon, Manggis, Papaya, Duren.
Berdasarkan sifat berkayu atau lunaknya batang, pohon buahan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
I. Fruits borne on woody plants
(Tanaman /pohon buahan berkayu)
A. Tree fruits
1. Decidious : Apel, Pear, Kedondong (gugur daun)
2. Evergreen : Jeruk, Lemon, Advokad, Manggis
(tidak gugur daun).
B. Small fruits.

II. Fruits borne on herbaceous parennial
A. Prostrate growth (merayap) : Strawberry dan Anggur.
B. Upright growth (bertumbuh tegak) : Pisang dan Nenas.

Beberapa pohon buahan menghendaki daerah dataran tinggi sebagai tempat pengusahaannya untuk dapat memproduksikan kwalitas dan kwantitas buah yang baik. Demikian pula terdapat pohon buahan yang menghendaki penanamannya di daerah dataran rendah. Dataran tinggi : Apel, Klengkeng, dan jeruk manis . Sedangkan untuk Dataran rendah : sesuai untuk banyak jenis pohon buahan.
Terdapat pohon buahan yang menghendaki iklim basah dengan muka air tanah yang tinggi, antara lain : Buah nona, sukun, Duren, Jambu air, Duku, dan Pisang ambon. Sebaliknya yang menghendaki ilim kering antara lain: Srikaya, Jambu mete, Jeruk siam, dan Mangga.
Perlu diketahui bahwa tentunya di antara percontohan jenis-jenis pohon buahan diatas, terdapat jenis-jenis pohon buahan yang bisa saja cocok untuk dataran tinggi maupun dataran rendah, demikian pula ada yang cocok untuk iklim basah maupun daerah iklim kering. Sebagai contoh : Jeruk siam (Citrus sinensis), Kecapi (Sondarikum Kocape), Manggis (Garcinia manggostana), Pisang (Musa Paradisiaca), Advokad (Percea Americana), Nenas (Ananas commosus), dan Anggur (Vitis vinivera).


PENGUSAHAAN TANAMAN HIAS DAN ARSITEKTURA PERTAMANAn
“ Habits an Custom differ, but all people have
the love of flower in common”

Tanaman hias atau “Ornamental-Crops” meliputi banyak jenis tanaman yang pada dasarnya diusahakan untuk dapat dinikmati keindahannya serta unutk memenuhi salah satu kebutuhan rohaniah. Dengan demikian yang dapat digolongkan tanaman hias, mulai dri tanaman berbunga, rumput, semak, sampai kepada jenis pohon.
Bidan ilmu yang mempelajari tentang tanaman hias disebut “FLORICULTURE”
, sehingga seseorang yang berkecimpung dan mengkhususkan dirinya dibidang ini biasanya dikenal dengan FLORICULTURIST.
Dibidang “floriculture” ini kemudian dapat dibagi lagi secara lebih khusus menjadi:
1. Pembibitan (Nursery) : Khusus mempelajari tentang cara-cara dan pembibitan dari jenis tanaman hias.
2. Arboriculture : Merupakan bidang yang mempelajari tentang hal-hal yang menyakut pemeliharaan, penanaman, dan perencanaan di dalam pengusahaan tanaman hias.
3. Landschape Architecture : Meliputi perencanaan, penanaman, pengaturan dan pemeliharaan tanaman-tanaman taman pada gedung-gedung, jalan raya, gereja mesjid, dan berbagai tempat rekreasi.
4. Cut Flower (Bunga Potong) : merupakan bidang yang mengkhususkan diri di dalam pengusahaan bunga potong seperti : Tulip, Amarilis, gladiol, Aster, Mawar, Anggrek, dan krisant
5. Bonzai : Situ bidang yang mengkhususkan pengusahaan tanaman-tanaman hias yang dikerdilkan dan ditanam di dalam pot-pot khusus.

Untuk memberikan gambaran lebih lebih luas mengenai “Cut Flower” dan “Bonsái”, dapat dikemukakan beberapa hal seperti yang dituangkan di bawah ini :
CUT FLOWER. Cut Flower atau bunga potongan merupakan statu usaha yang sudah lazim dikenal . diberbagai kota besar di Indonesia dan di banyak tempat di luar negeri, bunga potongan ini menempati fungís khusus dalam kehidupan manusia.
“Say it with flower”, demikian salah satu slogan di Amerika di mana hal inipun berlaku umum di berbagai tempat. Pada saat ulang tahun, pesta pernikahan ataupun banyak desempatan lanilla dengan perantaraan diriman bunga-bunga potongan dalam bentuk keranjang, banyak orang telah menyampaikan ucapan selamat yang satu lepada lainnya.
Perkembangan pengusahaan bunga potong pada saat Semarang ini, telah maju dengan pesatnya. Secara nyata beberapa faktor atau keadaan yang mendorong dan menunjang berkembangnya pengusahaan bunga potong ini antara lain :
Adanya perkumpulan-perkumpulan tertentu yang bergerak di bidang ini, di Indonesia FAPI (Federasi Anggrek Potong Indonesia) di Amerika dengan nama Society of American Florist, PAI (Perhimpunan Anggrek Indonesia)
Adanya badan-badan tertentu yang memberikan ”JASA” di bidang ini. Di Indonesia terdapat pengusaha-pengusaha yang mengkhususkan diri untuk menyediakan atau mengantarkan keranjang hias (ulang tahun, pernikahan, orang yang meninggal dunia, dan sebagainya). Di Amerika terdapat Floris Telegraph Delivery Association (FTDA) yang dapat menyampaikan pesan keranjang hias dari seseorang kepada kerabat atau kenalannya melalui telephon. Kegiatan ini bukan saja dilakukan di dalam suatu kota, tetapi antar kota maupun antar pulau.
Perkembangan teknologi sehingga dapat memperpanjang atau menunda saat kelayuan dari bunga-bunga potong (Plant food, Growth-Regulator, Fertilizer, dan lain-lain).
Perkembangan atau pertambahan jumlah penduduk.
Perkembangan dan penyebaran kota (adanya pembentukan kota-kota satelit atau real estate).
Pembentukan staff tata-kota (di Bogor : City Beautification Commitee, di Jakarta dan Ambon Dinas Tatta Kota), dan lain-lain.

BONZAI. Bonzai merupakan suatu perkataan dalam bahasa Jepang, yang kurang lebih berarti seni mengusahakan tanaman mini dengan jalan pengkerdilan secara ekstrim (Bonzai = Japanese art of growing miniature trees and schrubs by extreme dwrafing).
Biasanya dalam pengusahaan Bonzai ini, dipergunakan cara-cara, antara lain : (a) penggunaan zat pengatur tumbuh (Growth Regulator), (b) pemangkasan akar atau daun (Prunning), dan (c) pengaturan bentuk (Trainning). Zat-zat pengatur tumbuh yang digunakan dapat bermakna sebagai zat penghambat tumbuh (Growth Retardants) atau zat tumbuh (Growth Hormones). Beberapa contoh retardants antara lain : Cycocel (CCC), Allar(B-9). Beberapa contoh hormone, antara lain : NAA, Giberallic Acid (GA), Cytokinine, Kinetine, IBA, 2-4 D, dan lain-lain . zat tumbuh dalam konsentrasi tertentu merupakan retardants, malahan dapat mematikan.
Selamat datang di blog kami