Prodi : Agroteknologi
Semester : V (loma)
Pertemuan : 2 (dua)
Hari/jam : Senin, 22 Sept'08 / 10.00-11.45
- PERANAN HORTIKULTURA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
It is not a home until it’s planted
Pada uraian sebelumnya, telah jelas bahwa hortikultura adalah pengusahaan jenis-jenis tanaman buahan, sayuran, dan tanaman hias. Demikian juga telah dikemukakan bahwa hortikultura merupakan suatu bentuk pengusahaan kebun, namun di dalam kenyataannya hortikultura telah banyak berkembang dan tidak hanya membatasi diri pada areal kebun. Banyak jenis pertanaman hortikultura telah diusahakan pada areal-areal berhektar luasnya, sehingga tidak saja terbatas pada areal kebun di sekitar rumah. Secara sadar ataupun tidak, di dalam kenyataan kehidupan manusia sehari-hari selamanya terlibat dengan hortikultura. Hal ini disebabkan karena produksi hortikultura yang beraneka secara langsung merupakan bahan konsumsi bagi kehidupan, baik dalam pemenuhan kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah.
Peranan hortikultura dalam kehidupan, secara umum dapat digambarkan antara lain sebagai berikut :
- ILMU PENGETAHUAN. Berbagai jenis tanaman hortikultura dapat berfungsi sebagai objek penelitian dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan. Demikian juga sebagai objek yang secara luas merupakan bahan pelajaran bagi para guru, penyuluh pertanian ataupun para profesional maupun amatir yang bergerak di bidang ini. Sebagai objek penelitian, berbagai jenis tanaman hotikultura buah, sayur, dan tanaman hias digunakan antara lain untuk percobaan lapangan menyakut pemuliaan tanaman, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, masalah proteksi gulma, penerapan konsep pola tanaman dan berbagai hal lainnya. Asian Vegetables Research and Development Centre (AVRDC) di Taiwan, adalah suatu lembaga pusat penelitian berbagai jenis tanaman sayuran . sebagai contoh adanya varietas tomat AVRDC. Di Hawaai dengan Tropical Institute, juga merupakan lembaga dengan fungsi sama. Di Indonesia : Lembaga Penelitian Hortikultura di Cimanggu-Bogor, Malang, Pasar Minggu dan sebabainya.
- PENGUSAHAANNYA. Banyak negara-negara di dunia yang memanfaatkan jenis-jenis tanman hortikultura sebagai sumber devisa negaranya. Buahan, sayuran maupun tanaman hias, ketiganya berfungsi sama. Sebagai misal : (a) di California, beribu-ribu luas lahan dikelola untuk pengusahaan jeruk. Produksi jeruk kemudian dijual atau diekspor dalam bentuk buah segar ataupun melalui pengolahan yang telah terkenal dengan minuman bermerak dagang “Sunkist-Orange”, (b) di Indonesia pada waktu sebelum perang dunia ke II, juga mengadakan penguhasaan pisang secara besar-besaran yang kemudian diekspor ke luar negeri antara lain ke Malasia dan Australia. (c) di Belanda beratus-ratus areal hektar lahan yang diperuntukkan bagi pembangunan “Green House” yang mana di dalamnya diusahakan berjenis-jenis tanaman hias yang kemudian dieksport ke luar nigeri dalam bentuk “Cut Flower”. Terdapat banyak pula perusahaan yang mengkhususkan diri didalam memproduksi benih tanaman sayuran (kacang-kacangan dan biji-bijian) dan tanaman hias (urbi : tulip) yang kemudian diekspot. (d) di Hawai nenas, pisang dan pepaya merupakan jenis-jenis buahan yang banyak memonopoli luasan areal perkebunan di negara bagian Amerika Serikat ini. Demikian halnya dengan di Taiwán (RRC). Di Indonesia sendiri tersebar berbagai sentra-sentra produksi sayuran, buahan, dan tanman hias (antara lain anggrek) yang diusahalkan secara intensif dengan menggunakan teknologi mutakhir. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran bahwa produksi hortikultura merupakan kebutuhan di dal;am kehidupan sahrí-hari secara menyeluruh. Demikian juga tidak sedikit jumlah pengusaha yang mengkhususkan diri di bidang produksi benih (Nursery) tanaman-tanaman hortikultura, baik sayuran, buahan, maupun tanaman hias.
- KEBUTUHAN JASMANIAH DAN ROHANIAH. Sebagaimana diketahui bahwa “makanan” pada prinsipnya mempunyai tiga fungsi utama, yaitu : (a) sebagai zat pembangkit tenaga, (b) sebagai zat pembangun, dan (c) sebagai zat pengatur tubuh manusia.
ZAT PEMBANGKIT TENAGA. Produksi Jenis-jenis tanaman secara lansung berfungsi sebagai pembangkit tenaga adalah yang mengandung karbohidrat. Yang tergolong jenis-jenis tanaman hortikultura yang memberikan karbohidrat, antara lain : kentang, pisang, jagung manis, kacang merah, kacang tanah, kacang tunggak, buah nona, sawo, salak, dan advokad.
ZAT PEMBANGUN. Produksi jenis tanaman yang memberikan jumlah protein sebagai zat pembangun bagi tubuh manusia, antara lain : kedele, kecipir, kacang tanah, kacang hijau, dan jagung Manis.
ZAT PENGATUR. Untuk mengatur kondisi tubuh manusia yang menderita sakit, cedera atau luka, agar berada kembali dalam keadaan sehat, diperlukan sejumlah vitamin dan mineral. Untuk itu perlu adanya suplai produksi yang mengandung zat-zat tersebut, antara lain : ubi jalar merah, wortel, jagung kuning, bayam, daun singkong, daun melinjo, daun katuk, advokad, belimbing, dan pisang.
- OBAT-OBATAN. Produksi kebun yang dapat memberikan sumbangan sebagai bahan baku obat-obatan secara langsung, secara sendiri-sendiri atau tercampur, dan kemudiaan dikelola dalam industri farmasi, banyak diusahakan. Sebagai misal terdapat banyak tanaman kebun berupa rempah-rempah yang kemudian dikelola dalam bentuk jamu tradisional atau dalam bentuk kapsul yang saat ini sudah populer seperti : Zingiber sp, Mayana, Daun tebal (Ambon), lidah buaya (rambut), gardenia, dan daun jarak.
- SENI. Produksi tanaman hias merupakan sumbangan dalam bidang seni. Unuk program pertanaman atau ”Landschaping” yang mendatangkan rasa keindahan, tentunya digunakan elemen tanaman, disamping elemen batu, pasir, dan lain-lain. Di dalam seni suara, seni lukis, tidak jarang digunakan jenis kembang sebagai objek untuk memberikan kesan halus dan indah. Sebagai contoh di Amerika sering digunakan Roses, Violet, Tulip, dan Berry. Di Jepang : Sakura, di Indonesia : Mawar dan Melati,. Di Prancis : Lelly, di Hawaii : Kembang sepatu dan Kamboja. Demikian halnya dengan seni merangkai bunga (Ikebana di Jepang). Buah, sayur, dan tanaman hias untuk ”janur” kesemuanya merupakan sumbangan bidang hortikultura bagi dunia seni. Salah satu fungsi hortikultura yang memberikan sumbangan yang cukup besar artinya bagi kehidupan manusia, seperti yang terlihat di Amerika yaitu program pengaturan taman dengan menggunakan sususnan tanaman hias dengan panduan warna khusus untuk menenangkan para penderita penyakit gangguan syaraf. Di rumah-rumah sakit, hal ini banyak dilakukan sehingga cara ini lazim dikenal dengan Horticulture Theraphy. Demikian halnya dengan seni pengaturan taman di kampus yang sangat berfungsi mendatangkan suasana indah, relax, dan gembira setelah jenuh dengan kuliah ataupun praktika yang melelahkan jasmaniah mauoun rohaniah. Penataan tempat-tempat rekreasi (recreation park) baik di dalam kota (Jakarta : Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ismail Marzuki, Taman Puring; Ambon : Taman Palm samping PDAM dan taman di Australia Cemetary Tantui; Bogor : Bogor Botanical Garden) maupun di luar kota (Cibubur : Taman Bunga Wiladatika; Cibodas : Kebub Raya Cibodas), merupakan contoh nyata sumbangan bidang hortikultura didalam kehidupan sehari-hari, khususnya berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan rohaniah (nilai estetika).
C. BENTUK-BENTUK HORTIKULTURA DI
DAN DI AMERIKA SERTA EROPA
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa hortikultura merupakan suatu bentuk pertanian yang mengusahakan atau mengelola tanaman kebun (buahan, sayuran dan tanaman hias). Bentuk-bentuk hortikultura yang ditemukan di
BENTUK PEKARANGAN
Prof. Ir. Terra (1948) memberikan definisi bahwa pekarangan adalah bidang tanah sekitar rumah yang kebanyakan berpagar keliling dan biasanya ditanami dengan berjenis-jenis tanaman musiman atau tanaman umur panjang untuk keperluan sesehari atau didagangkan.
Definisi atau batasan ini lebih dikembangkan oleh Prof. Ir. Harjono Danoesastro (GAMA) dan Prof .Dr. Ir. Otto Soemarwoto (Untad) sebagai berikut : pekarangan adalah bidang tanah sekitar rumah yang jelas batas-batasnya, ditanami dengan satu, atau berbagai jenis tanaman dan masih mempunyai hubungan hak pemilik dan atau fungsional dengan rumah yang bersangkutan (I). disamping itu ada juga batasan yang dikemukakan oleh Soemarwoto yang menganggap pekarangan sebagai suatu ekosistem, bahwa pekarangan adalah sebidang tanah sekitar rumah yang ditanami bermacam-macam tumbuhan liar yang sebagiannya digunakan oleh penduduk sebagai sayur, obat, atau lain keperluan. Di dalam pekarangan juga dipelihara bermacam-macam hewan yang harus dianggap sebagai bagian integral dari system pekarangan (II).
Dari uraian di atas jelas bahwa berbagai jenis tanaman hortikultura banyak memberikan sumbangan keanekaan tanaman pekarangan.
Pekarangan merupakan suatu bentuk hortikultura atau bentuk pertanian yang di dalam kenyataannya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan rakyat pedesaan di banyak daerah di Indonesia. Perkembangan usaha pekarangan banyak ditemukan di daerah-daerah di pulau Jawa, Bali, dan daerah Minang, yang disebabkan karena keadaan sosialnya yang menganut sistem matriachat.
Fungsi pekarangan secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut :
- Penghasil makanan tambahan berupa sayuran dan buahan terhadap makanan pokok padi dan jagung.
- Merupakan sumber penghasilan atau uang yang dikarenakan produksi pekarangan yang beraneka, menjamin kontinyutas hasil yang sewaktu-waktu dapat dipasarkan.
- Penghasil rempah, bumbu masak, obat-obatan, dan ramuan rumah serta tanaman hias.
- Penghasil bahan bangunan, terutamam bambu dan sengon
- Sebagai sumber kayu bakar yang mensuplai energi bagi petani pengusaha pekarangan.
- Menghasilkan bahan baku kerajinan rumah (home industri), sehingga merupakan tambahan pendapatan petani.
Oleh karena adanya sistem pertanaman yang beraneka memungkinkan sistem pekarangan merupakan suatu sistem yang dapat mencegah erosi dan meningkatkan kesuburan tanah. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pekarangan merupakan : (a) warung hidup, (b) apoik hidup, dan (c) bank hidup.
KEBUN PEMBIBITAN
Bentuk kebun pembibitan banyak berkembang di daerah-daerah sekitar kota-kota besar. Hal ini dimungkinkan oleh kebutuhan masyarakat kota akan tanaman hias yang diperuntukan bagi taman-taman rumah, kantor, ibadah, rumah sakit, atau sebagai taman pot dalam rumah (indoor plants). Kebutuhan ini didorong oleh keinginan masyarkat akan suatu kondisi tenang, damai, menyegarkan, dan menyenangkan setelah berkecimpung dalam tugas-tugas rutin yang beraneka variasi di dalam kehidupan sehari-harinya.
Di luar negeri, terutama untuk usaha jenis tanaman sayuran, terdapat beberapa bentuk hortikultura, yaitu :
- Market produktion. Suatu bentuk usaha hortikultura di sekitar areal perumahan secara kecil-kecilan sampai sedang untuk mensuplai sayuran di pasaran, terkadang diusahakan secara selektif disesuaikan dengan permintaan pasar terdekat dan keadaan lingkungan.
- Truck farming. Banyak pengusaha pertanian yang bergerak di bidang hortikultura yang mengkhususkan diri untuk menyatukan penanaman jenis sayuran atau buahan dalam bentuk areal kebun yang luas. Produksi tanaman ini kemudian dipasarkan di daerah-daerah yang jauh, malah bermil-mil dari tempat pengusahaannya. Untuk itu produksi diangkut dengan truk ataupun dengan kereta api khusus. Dengan demikian di dalam usaha ini diperlukan cara pengolahan hasil yang baik, cara-cara pengepakan yang teratur serta membutuhkan sarana pengangkutan yang memadai.
- Vegetable for processing. Terdapat bentuk pengusahaan sayuran yang khusus ditujukan untuk menjaga kontinyutas suplai di pasaran. Bentuk ini mengusahakan jenis sayuran yang kemudian diawetkan dengan menggunakan cara-cara : pengalengan (Canning), pengasinan (Pickling), pengeringan (Drying), dan pendinginan (Freezing).
- Vegetable forcing. Di Amerika sebagaimana diketahui memiliki variasi musim, dimana pada musim dingin, pengusahaan di kebun adalah tidak mungkin. Untuk menjaga kelangsungan produksi, maka banyak pengusaha membangun green house untuk maksud tersebut. Di dalam green house ini, kemudian diadakan usaha-usaha untuk mengatur kondisi lingkungan yang sesuai untuk berbagai jenis sayuran yang diusahakan
- Seed production. Pengusahaan jenis sayuran yang dikhususkan untuk mensuplai benih. Dengan demikian diperlukan banyak pertimbangan secara teknis di dalam usaha ini. Pertimbangan dan perhitungan yang tepat mengenai : (a) kondisi lingkungan lokasi, (b) keadaan sosial ekonomi, (c) teknik penanaman, (d) pengolahan hasil, (e) penenganan dan prosesing hasil, serta (f) pemasaran.